Natal sering dirayakan oleh umat Kristiani sebagai kelahiran Yesus Kristus. Oleh karena itu juga, Hari Natal dijadikan sebagai hari libur di Indonesia. Banyak orang bersuka cita untuk menyambut datangnya dan merayakan Hari Natal ini baik di Indonesia maupun di luar negeri.

Tepat tanggal 25 Desember setiap tahunnya, umat Kristiani merayakan Hari Natal tersebut dan saling memberi kado sebagai bagian dari perayaan tersebut.

Di Indonesia yang beragam suku dan agama, mengucapkan Selamat Hari Natal menjadi sebuah polemik yang sudah lama terjadi. Bagi umat agama Kristen mungkin ini bukan masalah tapi umat agama non-Kristen, ini adalah sebuah masalah.

Bagi agama non-Kristen, ada yang mengucapkan dan ada juga yang tidak mau mengucapkan. Mereka menganggap ada konsekuensi besar yang akan diterimanya setelah mengucapkan "Selamat Hari Natal."

Mengucapkan selamat natal otomatis kafir
Prof Quraish Shihab Menjawab


Apakah Boleh Mengucapkan Selamat Hari Natal?

Sama seperti mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri, mengucapkan Selamat Hari Natal juga dianggap sakral dan mengandung makna untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan serta silaturahim.

Ada dua golongan orang yang menyikapi masalah ini. Yang pertama, golongan ini membolehkan untuk mengucapkan Selamat Hari Natal. Mereka menilai agar tetap menjalin hubungan yang harmonis antar umat beragama.

Sedangkan yang kedua, golongan ini menilai jika mengucapkan Selamat Hari Natal memiliki konsekuensi yang fatal. Konsekuensi ini dimaknai bahwa adanya pengakuan kepada Isa alaihisalam sebagai anak Tuhan sekaligus membenarkan ajaran Trinitas.

Lantas Quraish Shihab mengangkat firman Allah dalam Al Quran dalam surah Al Baqarah ayat 225


لَا يُؤَاخِذُكُمُ اللّٰهُ بِاللَّغْوِ فِيْٓ اَيْمَانِكُمْ وَلٰكِنْ يُّؤَاخِذُكُمْ بِمَا كَسَبَتْ قُلُوْبُكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ حَلِيْم


"Allah tidak menuntut pertanggungjawaban menyangkut sumpah yang kamu ucapkan tetapi bukan dengan maksud bersumpah. Pertanggungjawaban yang dituntut-Nya adalah (sumpah yang kamu ucapkan) dengan kemantapan hatimu."

Kamu juga bisa bandingkan dengan firman Allah dalam Al Quran surah Maryam ayat 33


وَالسَّلٰمُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُّ وَيَوْمَ اَمُوْتُ وَيَوْمَ اُبْعَثُ حَيًّا


"Selamat atau kesejahteraan tercurah kepadaku pada hari kelahiranku (Natal), pada hari aku mati dan pada hari aku dibangkitkan."

Oleh karena itu, Prof Quraish Shihab menyimpulkan, bagi mereka yang mengucapkan Hari Natal akidahnya berubah maka jangan mengucapkan. Namun bagi mereka yang bermaksud mengucapkan dengan menjaga akidahnya dan dengan tujuan menjalin hubungan yang harmonis dengan sesama umat beragama maka silahkan mengucapkannya.

Nah, hendaknya umat non-Kristen khususnya umat Islam bisa memilih yang terbaik baginya, dan kita tetap menjaga persatuan dan kesatuan sehingga negara kita ini tetap damai, setuju?

Post a Comment

Mari berdiskusi dengan sopan di situs Milisinian

Lebih baru Lebih lama